Kenali Penyebab Utama dan Cara Penularan HIV/AIDS

(Ditulis oleh: ADINDA LISA FIKADILA, mahasiswa Prodi S1 Keperawatan – Universitas Indonesia Maju)

HIV/AIDS merupakan penyakit kronis akibat adanya infeksi virus yang menyerang sistem imun. Dengan rusaknya sistem kekebalan tubuh, kemampuan tubuh untuk melawan infeksi dan penyakit jadi terganggu. HIV yang tidak ditangani dapat berkembang menjadi AIDS. Saat AIDS telah berkembang, tandanya kerusakan pada sistem kekebalan tubuh sudah parah dan lebih mungkin untuk mengembangkan penyakit yang lebih jarang ditemui pada orang biasa. Oleh sebab itu, mengenal penyebab HIV/AIDS dan penularannya penting agar kamu dapat terhindar dari penyakit infeksi ini. Berikut ulasan lengkap mengenai penyebab dan cara penularan HIV/AIDS.

Apa penyebab HIV/AIDS?

Infeksi virus HIV (human immunodeficiency virus) yang menyerang sistem kekebalan tubuh menjadi penyebab utama dari penyakit ini. Virus HIV menyerang jenis sel darah putih, sel T CD4, yang bertanggung jawab untuk mengaktifkan respon imun dan serangan defensif tubuh terhadap hal-hal yang menyebabkan kerusakan sel. Selain itu, jenis sel ini juga berperan dalam kekebalan adaptif, yang merupakan respons target tubuh terhadap serangan tertentu seperti HIV.

HIV diklasifikasikan sebagai retrovirus, jenis virus langka yang mampu memasukkan materi genetiknya ke dalam sel yang diinfeksi. Dengan begitu, virus HIV dapat ‘mengambil alih’ mesin genetik sel, dan kemudian mengubahnya menjadi sumber produksi penghasil virus. Karena HIV menargetkan banyak sel T CD4, tubuh jadi kurang mampu mempertahankan kekebalannya. Saat hal ini terjadi, infeksi yang seharusnya dapat dikendalikan jadi lebih mudah menyerang dan menjadi penyakit (infeksi oportunistik).

Ada berbagai gejala yang muncul segera setelah infeksi, seperti demam dan pembengkakan kelenjar. Setelah HIV berkembang menjadi AIDS, penderita akan dihadapkan pada gejala yang lebih serius, seperti penurunan berat badan ekstrem dan infeksi oportunistik (infeksi akibat bakteri, virus, jamur, atau parasit yang dapat menyerang seseorang yang miliki sistem kekebalan tubuh rendah).

Apabila ditangani dengan baik, risiko HIV berkembang menjadi AIDS dapat diminimalisir. AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome) adalah tahap akhir dari infeksi HIV. Tanpa pengobatan, dibutuhkan waktu sekitar 8 hingga 10 tahun bagi HIV untuk berkembang menjadi AIDS.

Pengobatan menggunakan obat antiretroviral (ART), yang menekan virus dengan tujuan mencapai tingkat yang tidak terdeteksi. Jenis obat yang diresepkan akan tergantung pada riwayat kesehatan penderita. Pada banyak kasus, obat HIV juga dikombinasikan dengan obat lainnya untuk mengatasi masalah kesehatan kronis lain yang diderita.

Penyebab utama penularan HIV atau AIDS adalah melalui cairan tubuh, seperti darah, air mani, dan cairan vagina yang dapat ditularkan melalui cara berikut:

  1. Seks. HIV dapat ditularkan baik hubungan seks vaginal, anal, maupun oral jika terdapat darah, air mani, atau cairan vagina yang masuk ke dalam tubuh. Virus juga bisa masuk ke tubuh melalui sariawan atau robekan kecil yang terkadang muncul di rektum atau vagina saat melakukan aktivitas seksual.
  2. Jarum suntik. Berbagi alat suntik yang terkontaminasi dapat meningkatan risiko tinggi tertular virus HIV dan penyakit menular lainnya, seperti hepatitis.
  3. Transfusi darah. Dalam beberapa kasus, virus juga ditularkan melalui transfusi darah. Namun, risiko ini cukup kecil terjadi karena sebelum melakukan transfusi darah, perlu dilakukan sejumlah tes untuk memastikan darah yang diberikan merupakan darah sehat.
  4. Kehamilan, persalinan, atau menyusui. Ibu yang terinfeksi dapat menularkan virus ke bayinya dari masa awal kehamilan hingga menyusui. Untuk mengurangi risiko ini, ibu akan diberikan pengobatan selama kehamilan agar risiko penularan dapat diminimalisir.

­            Perlu diketahui, virus HIV tidak dapat ditularkan melalui kontak biasa. Ini berarti HIV/AIDS tidak dapat ditularkan melalui pelukan atau berjabat tangan dengan seseorang yang terinfeksi. Selain itu, HIV/AIDS juga tidak menyebar melalui udara, air, atau gigitan serangga.

Siapa pun dapat terkena HIV/AIDS. Hanya saja, risiko menjadi lebih besar jika kamu:

  1. Melakukan seks tanpa pengaman. Gunakan kondom lateks atau poliuretan baru setiap kali berhubungan seks. Risiko penularan juga jadi lebih meningkat jika kamu memiliki banyak pasangan seksual.
  2. Terkena penyakit menular seksual. Banyak gejala PMS yang menghasilkan luka terbuka pada alat kelamin. Luka ini dapat menjadi pintu masuk virus HIV ke dalam tubuh.
  3. Penggunaan obat terlarang. Orang-orang yang menggunakan obat-obatan terlarang (narkotika dan sejenisnya) sering berbagi jarum suntik, yang meningkatkan risiko penularan virus HIV.

Untuk mencegah penularan, gunakan kondom saat berhubungan seks dan hindari bergonta-ganti pasangan seksual. Pada ibu hamil, konsultasikan kondisi diri pada dokter kandungan untuk dapatkan perawatan dan pengobatan yang tepat.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *