(Ditulis oleh Suci Anggraeni, mahasiswi S1 Kebidanan Universitas Indonesia Maju)
JAKARTA – Pastinya kalian pernah mendengar penyakit tetanus kan? Nah, banyak dari kalian yang mengira jika tetanus murni disebabkan oleh luka tusukan paku yang berkarat. Faktanya, tetanus adalah infeksi bakteri Clostridium tetani yang masuk ke dalam tubuh.
Penyebab dan Gejala Infeksi Tetanus
Tetanus merupakan infeksi yang disebabkan oleh bakteri Clostridium tetani yang masuk ke dalam tubuh. Bakteri ini hidup di tanah, debu, usus hewan, dan kotoran hewan maupun manusia. Lalu, bakteri selanjutnya akan masuk ke dalam tubuh melalui luka yang terbuka, bisa berupa luka tusuk atau sayat.
Luka yang terinfeksi apabila tidak segera diobati akan menimbulkan keluhan dan rasa sakit pada otot rahang dan leher (Lockjaw). Tetanus banyak diderita oleh bayi baru lahir dan para ibu yang tidak terlindungi vaksin. WHO mencatat 25.000 bayi baru lahir meninggal dunia karena kasus tetanus di tahun 2018. Penyakit ini sering terjadi di daerah padat penduduk dengan iklim panas dan udara lembab.
Bakteri Clostridium tetani masuk ke dalam tubuh melalui luka. Banyak orang yang mengira hanya dari tusukan paku berkarat. Selain luka tusuk, ada berbagai luka lain yang membuat tetanus terkontaminasi:
- Luka bakar
- Luka dengan jaringan yang mati
- Luka yang terkontaminasi dengan kotoran, seperti air liur dan feses
- Cedera remuk
- Luka tusuk, bisa dari tato, suntikan, tindik, atau cedera.
Gejala tetanus secara umum adalah otot pada rahang, perut, dada, punggung, dan leher mengalami kaku. Selain itu, terdapat gejala tetanus lain yang ditandai sebagai berikut:
- Demam
- Detak jantung cepat
- Berkeringat
- Tekanan darah tinggi
- Diare
- Peka terhadap sentuhan
- Sakit kepala
- Sakit tenggorokan
- Tinja berdarah
- Sulit bernapas
Lamanya tetanus menyebar yaitu bakteri tetanus yang terpapar dalam tubuh dengan masa inkubasi pada 3 dan 21 hari. Infeksi awal muncul pada 14 hari pertama, kemudian gejala tetanus umumnya dirasakan sekitar 7-10 hari setelah infeksi muncul. Ada juga kasus gejala yang muncul dari 4 hari hingga 3 minggu atau berbulan-bulan. Semakin cepat infeksi terpapar, dapat dikatakan kondisi penyakit semakin parah.
Pencegahan Infeksi Tetanus
Salah satu cara mencegah tetanus adalah dengan pemberian imunisasi. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemkes RI) menegaskan jika vaksin tetanus diberikan pada usia berikut:
- Dua (2) bulan: DPT-HB-Hib 1, untuk mencegah difteri, batuk rejan, tetanus, hepatitis B, meningitis, & pneumonia.
- Tiga (3) bulan: DPT-HB-Hib 2.
- Empat (4) bulan: DPT-HB-Hib 3.
- Rentang usia 18-24 bulan, yaitu DPT- HB-Hib 1 dosis. Tujuannya untuk mencegah anak dari penyakit difteri, batuk rejan, tetanus, hepatitis B, pneumonia, dan meningitis.
- Usia kelas 1 SD, sekaligus pemberian vaksin campak rubella.
- Usia kelas 2 dan 5 SD.
Imunisasi booster tambahan normalnya diberikan kembali pada rentang usia 11 dan 18 tahun. Kemudian, booster lainnya dapat diteruskan setiap 10 tahun sekali. Apabila seseorang berencana bepergian ke negara dengan risiko tinggi tetanus, maka dapat mengunjungi dokter untuk diberikan vaksin.
👍
Info menarik
Informasi yang sangat bermanfaat
Terimakash infonya, saya kira memang tetanus hanya gara-gara tertusuk paku aja.
Untuk usia 11 sampai 18 tahun, vaksin ini bisa didapat di mana min?
Untuk usia 11 sampai 18 tahun, vaksin ini bisa didapat di mana min?
Terimkasih informasinya sangat bermanfaat
Terima kasih atas informasinya
Menarik…..
Terima kasih bunda infokes nya.. semoga ibu2 yang punya anak balita dapat membawa anaknya imunisasi rutin secara lengkap
Terima kasih infonya,sangat bermanfaat
Artikel nya bagusss👏
Terimakasih atas pengetahuannya sangat membantu dan menambah pengetahuan … Sukses sallau bidan suci
Terimakasih info ny.. 👍👍👍
Terimakasih ibu informasinya
Nice