Perilaku Sehat, Awal Pencegahan dan Pengobatan HIV-AIDS

(Ditulis oleh Tsania Nur Hasna, mahasiswa S1 Keperawatan Universitas Indonesia Maju)

HIV/ AIDS merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi virus HIV (Human Immunodeficiency Virus) yang menyerang sistem kekebalan tubuh. Infeksi tersebut menyebabkan penderita mengalami penurunan ketahanan tubuh sehingga sangat mudah untuk terinfeksi berbagai macam penyakit lain yang di sebut dengan AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome). AIDS adalah sekumpulan gejala penyakit yang timbul karena rusaknya sistem kekebalan tubuh manusia akibat infeksi dari virus HIV.

Orang yang telah didiagnosa terinfeksi positif oleh HIV dan AIDS maka orang tersebut adalah ODHA (Orang dengan HIV/ AIDS). Di sisi lain masih banyak pandangan dan pemahaman keliru terhadap infeksi HIV serta stigma pada ODHA di kalangan masyarakat, sehingga memicu timbulnya perlakuan yang diskriminatif terhadap ODHA.

Berikut adalah perilaku yang berisiko tertularnya HIV:

  • Pria risiko tinggi yaitu pria yang berpotensi membeli seks komersial
  • Lelaki seks dan waria
  • Wanita pekerja seks
  • Pengguna NAFZA suntik bersama
  • Bayi dan anak-anak yang lahir dari orang tua dengan HIV

Penularan dapat terjadi juga ke populasi umum melalui jembatan populasi yakni pasangan pelanggan wanita pekerja seks ataupun pasangan dari pengguna nafza suntik bersama. HIV dapat dicegah dengan sejumlah perilaku sehat seperti pencegahan penularan melalui hubungan seksual yakni abstinensia (tidak melakukan hubungan seksual). Selain itu juga pencegahan penularan melalui darah dan cairan tubuh yakni menggunakan jarum suntik yang steril, petugas kesehatan menerapkan kewaspadaan standar untuk menghindari kontak dengan darah dan cairan tubuh pasien HIV pada bagian tubuh yang ada luka. Lalu pencegahan penularan ibu kepada janin yakni dengan menawarkan tes IMS dan HIV kepada ibu hamil yang memeriksakan kehamilannya serta pemberian obat ARV kepada ibu hamil dengan HIV.

Sejak pertama kali kasus AIDS ditemukan (1987) sampai dengan september 2015, kasus AIDS tersebar di 381 (77%) dari 498 kabupaten/ kota di seluruh Provinsi di Indonesia. Wilayah pertama kali ditemukan adanya kasus AIDS adalah Provinsi Bali, sedangkan yang terakhir melaporkan adalah Provinsi Sulawesi Barat pada tahun 2011. Cara penngobatannya hingga saat ini belum ada obat yang dapat menyembuhkan penyakit HIV/ AIDS. Pengobatan yang dilakukan bertujuan untuk mencegah infeksi berkembang agar penderita bisa hidup normal. Pengobatan penyakit HIV/ AIDS umumnya dilakukan dengan melakukan terapi antiretroviral. Terapi antiretroviral bertujuan untuk melawan infeksi virus dan memperlambat penyebaran virus. Obat antiretroviral yang umumnya digunakan dalam mengobati penyakit HIV/ AIDS seperti berikut:

  1. Nucleoside Reverse Transcritase Inhibitors (NRTI)
    Obat NRTI bekerja dengan cara memblokir enzim reverse transcriptase agar tidak berkembang semakin banyak dan mencegahnya menjadi parah.
  2. Non-Nucleoside Reverse Transcriptase Inhibitors (NNRTI)
    Non-Nucleoside Reverse Transcriptase Inhibitros merupakan obat dengan cara kerja yang mirip dengan NRTI.
  3. Cytochorome P4503A (CYP3A) Inhibitors
    Mengonsumsi obat ini dapat meningkatkan fungsi kadar obat HIV dan obat lain yang dikonsumsi.
  4. Integrase Inhibitors
    Obat ini merupakan obat antiretroviral yang bertugas untuk memblokir tindakan agar virus tidak bertambah banyak. Pemberian obat ini biasanya akan diberikan sejak pertama kali diagnosis positif HIV.
  5. Protease Inhibitors (PI)
    Obat ini dapat mengurangi jumlah sel sehat yang terinfeksi oleh virus HIV.
  6. Entry Inhibitors
    Penggunaan obat ini jarang digunakan pada pengobatan awal. Dokter akan mulai merekomendasikan obat ini ketika pengobatan lain tidak memberikan perubahan.
  7. Fusion Inhibitiros
    Fungsi obat ini yaitu menghambat virus HIV yang memasuki sel T inang sehingga mencegah virus bereplekasi.
  8. Post-attachment Inhibitors
    Obat ini mengendalikan virus HIV/ AIDS agar tidak berkembang semakin banyak. Selain itu juga mencegah kondisi pasien agar tidak semakin parah.

Dan selain itu, penting bagi pasien untuk mengonsumsi ARV sesuai petunjuk dokter. Melewatkan konsumsi obat akan membuat virus semakin berkembang.

12 tanggapan untuk “Perilaku Sehat, Awal Pencegahan dan Pengobatan HIV-AIDS

  1. web yang sangat bangus, serta memiliki isi yang bermanfaat saya sebagai jurusan rpl surabaya sangat terkesan melihat web ini karena sangat detail dan bagus

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *