Jumat , Maret 29 2024

Generasi Sehat Cegah Stunting

(Ditulis oleh Novita Dewisari, mahasiswi S1 Kebidanan Universitas Indonesia Maju)

JAKARTA – Belakangan ini stunting sedang hangat diperbincangkan banyak orang, khususnya para ibu. Stunting adalah masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam waktu yang cukup lama, sehingga mengakibatkan gangguan pertumbuhan pada anak yakni tinggi badan anak lebih rendah atau pendek (kerdil) dari standar usianya. Stunting merupakan ancaman utama terhadap kualitas manusia Indonesia, juga ancaman terhadap kemampuan daya saing bangsa. Hal ini dikarenakan anak stunted, bukan hanya terganggu pertumbuhan fisiknya (bertubuh pendek/ kerdil) saja, melainkan juga terganggu perkembangan otaknya, yang mana tentu akan sangat mempengaruhi kemampuan dan prestasi di sekolah, produktivitas dan kreativitas di usia-usia produktif.

Menurut data Riskesdas 2018, jumlah penderita stunting di Indonesia terus menurun yaitu dari 37,2% pada tahun 2013 menjadi 30,8% pada tahun 2018. Tetapi langkah pencegahan stunting sangat perlu dilakukan, apa saja sih caranya? Yuk simak penjelasan berikut…

1. Memenuhi Kebutuhan Gizi sejak Hamil

Tindakan yang relatif ampuh dilakukan untuk mencegah stunting pada anak adalah selalu memenuhi gizi sejak masa kehamilan. Ibu hamil disarankan untuk selalu mengonsumsi makanan sehat dan bergizi. Selain itu, perempuan yang sedang menjalani proses kehamilan juga sebaiknya rutin memeriksakan kesehatannya ke dokter atau bidan.

2. Memberi ASI Eksklusif Sampai Bayi Berusia 6 Bulan

ASI diketahui berpotensi mengurangi peluang stunting pada anak berkat kandungan gizi mikro dan makro. Oleh karena itu, ibu disarankan untuk tetap memberikan ASI Eksklusif selama 6 bulan kepada sang buah hati. Protein whey dan kolostrum yang terdapat pada susu ibu pun dinilai mampu meningkatkan sistem kekebalan tubuh bayi yang terbilang rentan.

3. Mendampingi ASI Eksklusif dengan MP-ASI Sehat

United Nations Children’s Fund (UNICEF) bersama dengan World Health Organization (WHO) merekomendasikan, bayi yang berusia 6 sampai 23 bulan memperoleh asupan makanan pendamping ASI atau MPASI yang tepat dan optimal. Dalam hal ini pastikan makanan-makanan yang dipilih bisa memenuhi gizi mikro dan makro yang sebelumnya selalu berasal dari ASI untuk mencegah stunting. Aturan pemberian MPASI mengandung setidaknya 4 atau lebih dari 7 macam makanan. WHO pun merekomendasikan fortifikasi atau penambahan nutrisi ke dalam makanan. Di sisi lain, sebaiknya ibu berhati-hati saat akan menentukan produk tambahan tersebut. Konsultasikan dulu dengan dokter.

4. Terus Memantau Tumbuh Kembang Anak

Orang tua perlu terus memantau tumbuh kembang anak mereka, terutama dari tinggi dan berat badan anak. Bawa si Kecil secara berkala ke Posyandu. Dengan begitu, akan lebih mudah bagi ibu untuk mengetahui gejala awal gangguan dan penanganannya.

5. Perbaikan terhadap Pola Makan

Masalah stunting dipengaruhi oleh rendahnya akses terhadap makanan dari segi jumlah dan kualitas gizi, serta seringkali tidak beragam. Istilah “Isi Piringku” dengan gizi seimbang perlu diperkenalkan dan dibiasakan dalam kehidupan sehari-hari. Bagi anak-anak dalam masa pertumbuhan, memperbanyak sumber protein sangat dianjurkan, di samping tetap membiasakan mengonsumsi buah dan sayur. Dalam satu porsi makan, setengah piring diisi oleh sayur dan buah, setengahnya lagi diisi dengan sumber protein (baik nabati maupun hewani) dengan proporsi lebih banyak daripada karbohidrat.

6. Selalu Menjaga Kebersihan Lingkungan

Anak-anak sangat rentan akan serangan penyakit, terutama jika lingkungan sekitar mereka kotor. Faktor ini pula yang secara tak langsung meningkatkan peluang stunting. Paparan kotoran yang masuk ke dalam tubuh dapat menyebabkan diare, yang merupakan faktor penyebab gangguan stunting. Selain itu, perlu membiasakan anak untuk cuci tangan pakai sabun dan air mengalir, serta tidak buang air besar sembarangan.

7. Mengobati Penyakit yang Dialami Anak

Berbagai kondisi medis yang dialami anak bisa membuatnya mengalami penurunan nafsu makan. Misalnya, anak mengalami demam, batuk, pilek, flu, sembelit, hingga masalah pencernaan dan kondisi lan seperti TBC. Jika demikian sebaiknya berikan penanganan utama pada kondisi medis tersebut. Lalu, ibu bisa melanjutkan dengan kembali memperbaiki asupan gizi sang buah hati.

8. Memberikan Imunisasi Dasar Lengkap

Cegah stunting dengan pemberian imunisasi. Imunisasi dapat menjauhkan anak dari risiko infeksi penyakit yang berbahaya. Sebab, semakin sering anak mengalami infeksi, semakin rentan mereka terhadap stunting. Oleh sebab itu, berikan bayi imunisasi dasar lengkap sebelum usia 1 tahun yang terdiri dari, 1 dosis hepatitis B, 1 dosis BCG (tuberkulosis), 3 dosis DPT (difteri, pertusis, dan tetanus)-Hepatitis B, 4 dosis polio, dan 1 dosis campak.

MARI CEGAH STUNTING !!

About ProSciences

45 comments

  1. Nambah lagi pengetahuan utk kita.. anggapan saya bahwa stunting tidak bisa dicegah,ternyata bisa yaa

  2. Mellysa Anggraini

    Informasinya sangat bermanfaat

  3. SONNA HAKAMMA

    Makasi kak info nya,,,,, sukses selalu kakak….

  4. sangat bermanfaat sekali , terimakasuh edukasinya

  5. Lestar Hotniida

    👍👍👍

  6. Artikelnya bagus sekali dan informasinya sangat membantu

  7. Informasi yang sangat berguna

  8. Putri informasi sangat bermanfaat

  9. Informasi bermanfaat

  10. Sangat bermanfaat

  11. Info menarik

  12. Weni Purwanti

    Informasi yg bermanfaat,semoga dpt menurunkan kasus stunting di masyarakat.

  13. Poppy Pakpahan

    Terima kasih utk informasinya. Sangat bermanfaat. Kiranya tulisan ini semakin banyak ibu2 yg emiliki bayi paham artinya kesehatan. GBU

  14. Listriani Inggawati

    Terimakasih informasi nya
    Semoga Indonesia kita bisa bebas stunting

  15. Ibu ibu muda bisa belajar dari media sosial Nikita Willy dan Aurel Atta dalam pola asuh zaman now yang positifnya…ya Bu…makasi infonya bubid Novie keyennnn

  16. Sangat bermanfaat sekali. Perlu juga menulis lagi tentang peran pasangan dalam mewujudkan generasi sehat.

    Semangat menulis!!!!

  17. Hildayanti Halim

    Good luck

  18. Terimkasih sangat bermanfaat

  19. mantap infonya👍🏼

  20. Sangat bermanfaat

  21. Sangat bermanfaat sekali, terimaky informasi nya kk🤗

  22. Sangat bermanfaat sekali, terimakasih informasi nya kk🤗

  23. Sangat berguna

  24. Ilmu yg sangat bermanfaat

  25. Herlina sawitri

    Mantapppppp kak👍

  26. Informasi yg sangat menarik smoga bermanfaat kk

  27. JUITA RAMAYANI

    Informasi yang sangat diperlukan,terimakasih

  28. Terima kasih artikelnya berguna sekali untuk saya

  29. Risti agustin

    Informasi yang sangat bagus, sangat bermanfaat untuk ibu2 yg asi eklusif

  30. Elysabet Triana

    terimakasih informasinya

  31. Sangat bermanfaat buat kita semua, terimakasih artikelnya

  32. Terimakasih ibu, sangat bermanfaat..

  33. Indah Purnamasari

    Kereeen_Lanjutkan Semoga Bermanfaat🥰

  34. Terimakasih artikelnya sangat informatif

  35. Sangat bermanfaat,trimakasih 🙏🏻🙏🏻

  36. Luar biasa,semangat ya,,,,,sukses selalu

  37. Semoga Sukses Bidan Novi

  38. Sangat bermanfaat, terima kasih

  39. Informasi nya keren

  40. Terima kasih artikelnya sangat bermanfaat

  41. Bagaimana jika anak susah makan nasi?

Tinggalkan Balasan ke SONNA HAKAMMA Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *