(Ditulis oleh Muhammad Rafi Mahesa Dewa, mahasiswa Prodi S1 Keperawatan UIMA)
Gastroesophageal Reflux Disease (GERD) atau lebih banyak dikenal dengan penyakit asam lambung merupakan suatu kondisi dimana asam lambung naik menuju esofagus atau kerongkongan yang terjadi pada saluran pencernaan yang menghubungkan antara mulut dan lambung yang mengalami iritasi.
Walaupun asam lambung bisa menimbulkan nyeri pada ulu hati atau mulas pada dada bagian bawah, asam lambung merupakan kondisi yang umum dan wajar terjadi. Tidak sedikit orang yang mengalami gangguan refluks asam lambung hingga beberapa kali dalam seminggu, karena salah satu gejala penyakit asam lambung dapat muncul minimal 2 kali seminggu. Penyakit asam lambung dapat menyerang siapa saja, tidak memandang usia dan jenis kelamin.
Apa Gejala bagi Penderita Asam Lambung?
Gejala utama yang kerap terjadi pada penderita asam lambung adalah rasa terbakar di dada (heartburn) yang biasanya akan bertambah parah bila setelah makan atau ketika berbaring. Bahkan, gejala tersebut dapat bersamaan dengan keluhan pencernaan lainnya, seperti sering bersendawa, mual, muntah, maag hingga sesak nafas. Tak jarang penderita asam lambung juga merasakan keluhan mulut yang terasa asam.
Heartburn yang kerap dikeluhkan para penderita asam lambung biasanya dirasakan paling tidak 2 kali dalam seminggu. Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik juga serangkaian tes penunjang seperti gastroskopi, foto rontgen, pemeriksaan pH kerongkongan hingga tes manometri atau tes kekuatan otot tangan bila ada pasien yang datang dengan keluhan ini.
Refluks asam lambung atau asam lambung yang naik ke kerongkongan terjadi ketika otot pada kerongkongan bagian bawah (otot LES) melemah. Seharusnya, otot LES berkontraksi dan menutup saluran ke kerongkongan setelah makanan turun ke lambung. Jika otot LES ini melemah, kerongkongan akan tetap terbuka sehingga asam lambung akan naik ke kerongkongan.
Bagaimana Penanganan dan Pencegahan untuk Penyakit Asam Lambung?
Dalam penanganannya, penyakit asam lambung dapat menimbulkan komplikasi seperti peradangan pada saluran kerongkongan atau esofagus bila tidak tuntas penanganannya. Peradangan yang terjadi pada saluran esofagus dapat menyebabkan munculnya luka hingga jaringan perut di kerongkongan, yang mengakibatkan penderitanya menjadi sulit untuk menelan. Di sisi lain, esofagus barrett atau penyakit yang berisiko menimbulkan kanker esofagus pun dapat terjadi yang diakibatkan dari kondisi ini.
Sebagai bentuk pencegahannya, jangan berbaring setelah makan, hindari makanan yang pedas dan asam, serta makan teratur tepat waktu. Asam lambung juga dapat dicegah dengan berhenti mengkonsumsi minuman berkafein seperti kopi juga minuman beralkohol.