JAKARTA – Pandemi belum berakhir, ditambah lagi varian baru Omicron sangat mudah menular. Bahkan beberapa negara saat ini kewalahan dalam menghadapi permintaan tes Covid-19. Penyebaran varian yang eksplosif ini memicu para ahli untuk terus melakukan riset-riset salah satunya dalam riset tes Covid-19. Ilmuwan China mengembangkan tes virus Corona baru yang digadang seakurat tes laboratorium PCR. Alat ini bahkan diklaim bisa mengeluarkan hasil tes dengan cepat, tak perlu waktu lama hasilnya akan keluar dalam waktu empat menit saja.
Perlu untuk diketahui, ada tanda-tanda atau kriteria yang membuat seseorang harus melakukan tes COVID-19. Mirip dengan pendekatan pengujian penyakit lain, pengujian COVID-19 direkomendasikan ketika hasil positif atau negatif akan menginformasikan keputusan tentang pengobatan atau perawatan. Ini termasuk orang yang memiliki kriteria sebagai berikut:
- Ada gejala COVID-19
- Sedang dirawat di rumah sakit (berapa pun usia)
- Sedang hamil
- Berada pada risiko penyakit yang lebih parah dan saat ini memenuhi syarat untuk pengobatan
- Tinggal atau bekerja dalam lingkungan yang berisiko tinggi untuk terkena penyakit parah
- Kontak erat dengan orang yang positif COVID-19.
Apabila memiliki gejala ringan COVID-19, BC Centre for Disease Control (BCCDC) mengatakan tidak perlu melakukan tes. Akan tetapi disarankan untuk tetap berada di rumah dan jauh dari orang lain sampai merasa cukup sehat untuk kembali ke aktivitas biasa. Gejala ringan adalah gejala yang dapat ditangani di rumah, namun apabila demam maka tak ada salahnya untuk melakukan pengujian, jika Anda tidak memiliki gejala COVID-19, Anda tidak perlu melakukan tes. Lain halnya jika baru saja melakukan perjalanan ke luar kota atau luar negeri, maka tes COVID-19 bisa dilakukan.
Untuk diketahui pula bahwa tes PCR secara luas dianggap paling akurat dan sensitif untuk virus penyebab COVID-19. Namun tes ini masih memakan waktu beberapa jam untuk mengetahui hasilnya. Tes PCR yang ada saat ini Maka, para peneliti dari Universitas Fudan di Shanghai, China, mengatakan mereka punya solusi. Dalam artikel peer-review yang diterbitkan Senin di jurnal Nature Biomedical Engineering, tim mengatakan bahwa sensor mereka yang menggunakan mikroelektronika untuk menganalisis materi genetik dari penyeka dapat mengurangi kebutuhan tes laboratorium COVID-19 yang memakan waktu lama.
“Kami menerapkan biosensor elektromekanis untuk mendeteksi SARS-CoV-2 ke dalam perangkat prototipe terintegrasi dan portabel, hasilnya menunjukkan bahwa itu terdeteksi (virus RNA) dalam waktu kurang dari empat menit,” kata tim peneliti seperti dikutip dari Japan Times. Para peneliti mengatakan metode mereka menawarkan solusi yaitu kecepatan, kemudahan pengoperasian, sensitivitas tinggi dan portabilitas.
Uji coba mereka melibatkan pengambilan sampel dari 33 orang di Shanghai yang terinfeksi virus Corona, dengan tes PCR dilakukan secara paralel. Menurut penelitian tersebut, hasil dari metode mereka sangat cocok dengan tes PCR. Lebih lanjut, studi mereka juga melibatkan pengujian metode baru pada 54 sampel, termasuk orang dengan demam yang tidak memiliki virus Corona, mereka yang menderita influenza, dan sukarelawan yang sehat.
“Kasus-kasus itu menghasilkan hasil yang akurat,” kata tim tersebut. Para peneliti Fudan mengatakan bahwa setelah dikembangkan, perangkat pengujian mereka dapat digunakan untuk pengujian cepat dalam berbagai situasi, termasuk bandara, fasilitas kesehatan dan bahkan di rumah. Tes PCR tidak hanya butuh waktu lama, tetapi juga membutuhkan infrastruktur laboratorium yang terbatas di banyak negara, sehingga membebani jumlah kasus yang dapat ditangani setiap hari. Meskipun tes diagnostik cepat kini telah banyak tersedia, umumnya tes tersebut terkadang masih kurang akurat.
(Sumber: detikInet)