Mengenal Dispepsia, Penyakit Nyeri pada Ulu Hati

(Ditulis oleh Neng Bunga Lestari, mahasiswa S1 Keperawatan – Universitas Indonesia Maju)

Dispepsia atau nyeri ulu hati adalah gangguan pencernaan yaitu nyeri di bagian epigastrium atau di perut bagian atas, gangguan ini bisa memunculkan gejala seperti sensasi rasa terbakar, kembung atau begah, mual, muntah dan sendawa atau perasaan cepat kenyang setelah makan. Gejala yang dirasakan hilang timbul, atau terjadi secara terus menerus. Pada lambung terdapat faktor agresif yaitu asam lambung dan juga faktor defensif yaitu prostaglandin E supaya keadaan di dalam lambung tetap normal, namun pada sindrom dispepsia terdapat kenaikan dari faktor agresif sehingga akan menimbulkan sindrom dispepsia.

Dampak terjadinya dispepsia antara lain adalah sekresi asam lambung yang berlebih, kebiasaan pola makan, infeksi bakteri Helicobacter Pylori, tukak peptik, dan psikologis. Gangguan psikologis yang terkait dengan dispepsia biasanya adalah kecemasan dan depresi. Dispepsia bisa menjadi tanda adanya masalah serius, misalnya penyakit radang yang parah pada lambung atau kanker lambung.

Penyebab Terjadinya Penyakit Dispepsia

Diantara faktor penyebab atau faktor resiko terjadinya penyakit didpepsia, yaitu:

  • Makan terlalu banyak atau terlalu cepat 
  • Mengkonsumsi makanan yang terlalu berlemak, berminyak, dan pedas
  • Mengkonsumsi terlalu banyak kafein, alkohol, coklat, dan minuman bersoda 
  • Merokok 
  • Rasa cemas dan stres
  • Beberapa antibiotik dan obat penghilang rasa nyeri

Gejala Penyakit Dispepsia

Gejala yang dapat dirasakan oleh seseorang yang terkena penyakit dispepsia yaitu seperti:

  • Nyeri  atau rasa perih di bagian ulu hati
  • Rasa panas di bagian dada dan perut
  • Kembung
  • Mual dan muntah 
  • Sering bersendawa 
  • Nafsu makan berkurang
  • Regurgitasi (keluar cairan dari lambung secara tiba tiba)

Jenis-jenis penyakit dispepsia diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu: 1) Dispepsia tipe ulkus, apabila keluhan yang dominan adalah rasa nyeri pada bagian ulu hati; 2) Dispepsia tipe dismotilitas, apabila keluhan yang dominan adalah kembung, mual, dan cepat kenyang; 3) Dispepsia tipe nonspesifik, apabila keluhan yang dialami tidak jelas untuk dikelompokan pada salah satu  jenis di atas.

Pengobatan

Pengobatan yang dilakukan secara umum biasanya dengan menggunakan obat yang dianjurkan atau diberikan oleh dokter, seperti obat lambung yaitu  obat maag, antasida, omeprazole, dan lansoprazole, jika disertai dengan  infeksi lambung  maka diperlukan juga antibiotik. Ada beberapa cara mengatur gaya hidup sehat yang dapat  kita  lakukan untuk menghindari atau mengobati dispepsia:

  • Mengatur pola makan yang sehat
  • Menghindari berbaring setelah makan 
  • Menghindari makan makanan yang mengandung lemak tinggi seperti cokelat
  • Menghindari makanan yang pedas
  • Menghindari minuman yang bersoda dan alkohol
  • Hindari obat yang dapat mengiritasi lambung
  • Hindari stres yang berlebihan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *