Mengenal T-Piece Resuscitator, Alat untuk Bayi dengan Distress Pernapasan

(Ditulis oleh: SARI INDAH SURYANI, mahasiswa Prodi S1 Keperawatan – Universitas Indonesia Maju)

Distres pernapasan yang terjadi pada pasien neonatus merupakan masalah yang cukup penting karena menyebabkan morbiditas dan mortalitas pada kelahiran bayi di dunia. Penggunaan teknik resusitasi yang tepat dengan penggunaan CPAP dini, atau t-piece resuscitator sejak menit pertama kehidupan yang ditetapkan American Academy of Pediatrics3 (AAP) 2010, disebutkan mampu menurunkan kebutuhan akan intubasi dan penggunaan surfaktan, perekrutan paru sejak dini sehingga kapasitas fungsi paru tercapai, meningkatkan oksigenasi paru, mengurangi kerja napas dan progresifitas distres pernapasan, serta mencegah komplikasi berupa penyakit paru kronik, bronchopulmonary dysplasia (BPD).

Nah, penggunaan CPAP secara rutin di tempat bayi dilahirkan terkendala biaya per unit dan ketidak praktisannya. Self-inflating bag atau Ambubag merupakan alat ventilasi yang lebih sering digunakan, tetapi alat ini memiliki risiko volutrauma dan barotrauma yang lebih besar. Beberapa penelitian yang membandingkan t-piece resuscitator dengan self- inflating bag menunjukkan bahwa t-piece resuscitator relatif aman, dapat memberikan tekanan optimal dengan risiko volutrauma dan barotrauma yang lebih kecil, ukuran yang relatif kecil, portabel, sederhana dan mudah digunakan serta dapat berfungsi seperti CPAP. American Academy of Pediatrics merekomendasikan penggunaanya sejak di kamar bersalin. T-Piece Resuscitator memiliki harga yang cukup mahal dibandingkan dengan self-inflating bag sehingga penggunaan rutin perlu dilakukan analisis biaya lebih lanjut.

T-piece resuscitator merupakan alat yang dapat mengatur aliran udara serta juga dapat membatasi tekanan yang diberikan. Tekanan inflasi yang diinginkan dan waktu inspirasi lebih stabil dengan alat ini dibandingkan dengan self-inflating bags dan flow-inflating bags. T-piece resuscitator bekerja hanya bila dialiri gas yang berasal dari sumber bertekanan ke dalamnya. Gas mengalir langsung, baik ke lingkungan sekitar maupun ke bayi, dengan cara menutup atau membuka lubang pada pipa T dengan jari atau ibu jari. Sedangkan tujuan pemasangan T-piece resuscitator adalah melatih pasien agar dapat bernafas dengan mandiri, mencegah kerusakan dinding trakea akibat penekanan cuff dari endo tracheal tube secara terus menerus, memberi terapi oksigen dan pelembaban udara inspirasi yang lebih efektif agar oksigenisasi tetap adekuat.

Lalu hal — hal apa saja yang perlu diperhatikan dalam pemasangan T-piece resuscitator:

  1. Perhatikan jangan sampai ada air menumpuk pada selang inspirasi;
  2. Letakkan selang inspirasi pada konektor T sebelah bawah;
  3. Pasang plastik penampung sekresi yang terpasang pada ujung selang ekspirasi sebelah atas dengan tujuan agar udara ekspirasi bebas keluar;
  4. Pasang T.Piece intemitten dengan ventilator dan tingkatkan lamanya pemasangan;
  5. T.Piece secara bertahap sesuai kondisi pasien;
  6. Bebaskan ekstremitas yang terpasang sensing probe dari tekanan, contoh tekanan oleh manset sphygmomanometer;
  7. Melakukan observasi dan mendokumentasikan: tensi, nadi, pernafasan, tidal volum dan sekresi yang keluar (jumlah, warna, konsistensi, bau).
Gambar Sirkuit T-Piece Resuscitator

5 tanggapan untuk “Mengenal T-Piece Resuscitator, Alat untuk Bayi dengan Distress Pernapasan

  1. Semoga alat t price resuscitator harganya lebih terjangkau jd bs bantu scra optimal kesehatan dedek bayi.
    Artikel nya nambah wawasan banget.
    Thanks

  2. Semoga alat T-piece resuscitator bisa menjangkau dan di gunakan u/ masyarakat umum terutama u/ bayi, jd pelayanan kesehatan nya lebih maximal.
    Dan u/ semua team kesehatan dan perawat2 dalam keadaan sehat selalu…

    Sukses Sari Indah Suryani

  3. Semoga alat T-Piece Resuscitator bisa dimanfaatkan dengan maksimal dan membantu masyarakat tentang kesehatan, Sukses terus untuk artikel nyaa, thankyou

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *